PENDEKATAN
Terminal Bis adalah tempat sekumpulan bis mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka pada bangunan terminal penumpang dapat mengakhiri perjalanannya, atau memulai perjalananya atau juga dapat menyambung perjalanannya dengan mengganti (transfer) lintasan bis lainnya. Di lain pihak, bagi pengemudi bis, maka bangunan terminal adalah tempat untuk memulai perjalanannya, mengakhiri perjalannya dan juga sebagai tempat bagi kendaraan beristirahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan mesin.
Ditinjau dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maka terminal bis merupakan simpul utama dalam jaringan, yang dalam jaringan ini sekumpulan lintasan rute bertemu. Dengan demikian, terminal bis merupakan komponen utama dari jaringan yang mempunyai peran yang cukup signifikan. Karena kelancaran yang ada pada terminal akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas sistem angkutan umum secara keseluruhan.
Kebutuhan dan penentuan lokasi sub terminal ditentukan sesuai dengan perkembangan dan distribusi permintaan angkutan umum. Untuk efisiensi penggunaan dana pembangunan sub terminal, maka penentuan prioritas dan pentahapan pembangunan perlu dilakukan. Penentuan kebutuhan dan lokasi sub terminal tentu mempertimbangkan rencana pengembangan tata ruang, jaringan jalan (termasuk pembangunan jalan lingkar utara dan lokasi terminal tipe A yang ada saat ini.
FUNGSI TERMINAL
Jika kita amati suatu sistem terminal bis, maka kita akan melihat pada sistem tersebut terdapat sekumpulan komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Komponen-komponen yang dimaksud meliputi :
• Bis
• Penumpang
• Calon Penumpang yang diantar (kiss & ride)
• Calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri dan memarkir kendaraannya (park & ride)
• Pejalan kaki
a. Bis
Dari lintasan rutenya, bis datang di terminal, kemudian menurunkan penumpang penumpangnya. Setelah menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bis menaikkan penumpangnya kemudian pergi kembali menelusuri lintasan rutenya. Terkadang, dengan alasan tertentu, bis terpaksa harus diperbaiki atau dilakukan perawalan kecil, seperti mengganti ban, mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bis-bis yang harus berangkat dari terminal di pagi hari, maka bis harus menginap di tempat penyimpanan khusus.
Dengan demikian, bagi bis fungsi terminal adalah ;
• Tempat bis dapat berhenti
• Tempat bis menurunkan penumpang
• Tempat bis menaikkan penumpang
• Tempat bis mendapat perawatan kecil
• Tempat bis disimpan untuk sementara
b. Penumpang
Untuk penumpang, kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang dengan bis ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya diterminal, maka penumpang turun dari bis. Jika ingin meneruskan perjalannya maka penumpang tersebut harus berganti bis dengan lintasan rute yang sesuai dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika penumpang ingin mengakhiri perjalanannya dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan kendaraan lain, maka dia keluar dari terminal. Jika dia ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, dia harus membeli tiket dan menunggu kedatangan bis yang diperlukannya. Setelah itu, ketika bis yang dinanti datang, dia naik ke dalam bis dan akhimya bis meninggalkan terminal.
Dengan demikian, maka fungsi terminal bagi seorang penumpang adalah :
• Tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan dengan bis
• Tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer)
• Tempat penumpang menunggu bis yang akan dinaikinya
• Tempat penumpang naik bis
• Tempat penumpang berganti dengan moda lainnya (becak, mobil atau berjalan kaki) menuju tujuan akhir perjalanannya.
c. Kiss & Ride
Bagi calon penumpang yang diantar dengan kendaraan oleh orang lain, maka ketika sampai di terminal, dia segera turun untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan, rute dan arah yang dituju. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang Selanjutnya dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.
Dengan demikian bagi calon penumpang tipe Kiss & Ride, fungsi terminal adalah :
• Tempat dia turun dari kendaraan penghantar
• Tempat kendaraan penghantar datang dan langsung pergi
• Tempat dapat membeli tiket
• Tempat dia harus menunggu
• Tempat dia naik bis dan memulai perjalannya
d. Park & Ride
Bagi calon penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi ke terminal, maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang jenis Park & Ride, fungsi terminal adalah :
• Tempat kendaraannya dapat diparkir selama dia melakukan perjalanan
• Tempat membeli tiket
• Tempat dia harus menunggu
• Tempat naik bis dan memulai perjalannya.
• Tempat dia mengakhiri perjalannya dengan bis untuk kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah
e. Pejalan Kaki
Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bis untuk perjalannnya, dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki. Sesampainya di terminal dia membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan tujuannya. Selanjutnya dia menuju ke platform di mana bis yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bis dimaksud datang. Kemudian dia naik ke bis dan bersama bis pergi dari terminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang pejalan kaki, fungsi terminal adalah :
• Tempat membeli tiket
• Tempat dia harus menunggu
• Tempat dia naik bis dan memulai perjalannya.
• Tempat dia mengakhiri perjalannya dengan bis untuk kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.
Jika kesemua komponen di atas memang diakomodasi dalam sebuah terminal maka mekanisme yang ada secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.2.
Tapi perlu diingat bahwa suatu terminal tidak selamanya berfungsi untuk mengantisipasi kelima komponen di atas. Pada beberapa kasus, hanya dua atau tiga komponen saja yang dilayani, misalnya pada terminal kecil di mana hanya menampung komponen bis, penumpang dan Kiss &. ride.
g. Tempat Henti (Shelter)
Tempat henti di perlukan keberadaannya disepanjang rute angkutan umum agar gangguan terhadap lalu lintas dapat diminimalkan, oleh sebab itu tempat pemberhentian angkutan umum harus diatur tempatannya sesuai dengan kebutuhan.
Pengertian
1. Tempat Pemberhentian Kendaraan Penumpang Umum (TPKPU) terdiri dari Halte dan Tempat Pemberhentian Bis.
2. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan.
3. Tempat Pemberhentian Bis (bis stop) adalah tempat untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang selanjutnya disebut TPB.
4. Teluk Bis (Bis Bay) adalah bagian perkerasan jalan tertentu, yang diperlebar dan diperuntuk-kan sebagai TPKPU.
5. Waktu pengisian adalah waktu yang diperlukan untuk naik/turun penumpang yang dihitung dari saat kendaraan berhenti sampai dengan penumpang terakhir yang naik atau turun ;
6. Waktu pengosongan teluk bis adalah waktu yang dihitung dari penumpang terakhir yang turun atau naik sampai dengan kendaraan mulai bergerak.
Tujuan Perekayasaan Tempat Pemberhentian Kendaraan Penumpang Umum adalah
1. Menjamin kelancaran dan ketertiban arus lalu lintas.
2. Menjamin keselamatan bagi pengguna angkutan penumpang umum.
3. Kepastian keselamatan untuk menaikkan dan / atau menurunkan penumpang.
4. Untuk kemudahan penumpang dalam melakukan perpindahan moda angkutan umum atau Bis.
Persyaratan umum adalah
1. Berada disepanjang rute angkutan umum / bis.
2. Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat dengan fasilitas pejalan kaki.
3. Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman.
4. Dilengkapi dengan Rambu Petunjuk.
5. Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Jenis Tempat Pemberhentian Kendaraan Penumpang Umum
1. Halte
2. Tempat Pernberhentian Bis (TPB)
Fasilitas Tempat Pemberhentian Kendaraan Penumpang Umum (TPKPU)
1. Fasilitas utama
a. Untuk Halte
• Identitas Halte berupa Nama dan / atau Nomor.
• Rambu Petunjuk.
• Papan Informasi Trayek.
• Lampu Penerangan.
• Tempat Duduk.
b. Untuk TPB
• Rambu Petunjuk.
• Papan Informasi Trayek.
• ldentifikasi TPB berupa nama dan / atau nomor.
2. Fasilitas Tambahan
• Telepon Umum.
• Tempat Sampah.
• Pagar.
• Papan Iklan / Pengumuman.
Pada persimpangan, penempatan fasilitas tambahan ini tidak boleh mengganggu ruang bebas pandang.
Untuk menentukan jumlah kebutuhan teluk bis apakah tunggal, rangkap dua atau tiga, dipakai patokan umum bahwa sebuah teluk bis tunggal dapat melayani 40 buah bis dalam waktu satu jam. Selain itu juga didasarkan pada hitungan dengan persamaan.
N = jumlah teluk bis
P = jumlah penumpang maksimal menunggu di halte (orang/jam)
S = kapasitas angkutan umum (orang/kendaraan)
B = waktu pengisian / Boarding Time (detik)
C = waktu pengosongan teluk bis / Clearance Time (detik).
Tata letak Halte dan / atau TPB terhadap ruang lalu lintas :
1. Jarak maksimal terhadap fasilitas penyeberangan pejalan kaki adalah 100 meter ;
2. Jarak minimal halte dari persimpangan adalah 50 meter atau tergantung dari panjang antrian .
3. Jarak minimal dari suatu gedung (seperti : rumah sakit, tempat ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100 meter .
4. Peletakan, di persimpangan menganut sistem campuran yaitu antara sesudah persimpangan (farside) dan sebelum persimpangan (nearside).
PERENCANAAN SUB TERMINAL
Seperti telah dikatakan sebelumnya, ditinjau dari sistem jaringan rute angkutan umum secara keseluruhan, fungsi terminal sangatlah signifikan, karena pada terminallah terjadi interaksi antar lintasan rute dan pada terminal pula terjadi interaksi antara penumpang dan lintasan rute. Karenanya efektifitas dan efisiensi sistem transportasi dalam suatu jaringan lintasan rute sangat dipengaruhi oleh performansi dari terminal-terminalnya. Untuk itulah, maka perencanaan terminal yang baik merupakan prasyarat agar diperoleh suatu terminal yang berfungsi secara efektif dan efisien dalam mengantisipasi kebutuhan pergerakan.
Dalam merencanakan suatu terminal, sangat penting untuk mengetahui secara rinci fungsi dari terminal, baik fungsi ditinjau dari sistem jaringan rute secara keseluruhan, maupun fungsi ditinjau dari aktifitas maupun mekanisme yang ada di dalam terminal. Selanjutnya aspek lainnya yang perlu diketahui adalah intensitas dari pergerakan yang harus diantisipasi. Karena terminal pada dasarnya dibangun dalam usaha untuk mengatisipasi aktifitas maupun mekanisme pergerakan yang ada dengan tingkat intensitas tertentu.
Komponen Prasarana Terminal Bis
Komponen prasarana transportasi yang seharusnya ada pada sebuah terminal adalah disesuaikan dengan fungsi terminal yang ingin dicanangkan. Karena pada dasarnya komponen prasarana yang disediakan dalam sebuah terminal dimaksudkan untuk mengantisipasi ataupun melayani mekanisme pergerakan yang mungkin muncul.
Ditinjau dari mekanisme pergerakan yang mungkin timbul dari sebuah terminal, maka gambar pergerakan diatas dapat dijadikan sebagai dasar dari suatu mekanisme pergerakan yang paling lengkap yang mungkin ada dalam sebuah terminal. Dari gambar tersebut jelas bahwa prasarana yang harus disediakan adalah sedemikian sehingga mampu mengantisipasi pelayanan ataupun pergerakan seperti yang dijelaskan pada Tabel berikut:
Kriteria Perencanaan
Dalam perencanaan terminal bis kriteria utama yang diterapkan adalah :
• Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu mudah dicapai dari daerah sekitarnya.
• Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bis secara efektif dan efisien.
• Terminal yang dimaksud hendaknya dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah.
• Terminal yang dimaksud hendaknya mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan cepat
• Terminal yang dimaksud hendaknya membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan naik ke bis, turun dari bis maupun transfer antar lintasan bis
• Terminal yang dimaksud hendaknya adalah sedemikian sehingga bis dapat menaikturunkan penumpang secara mudah dan cepat.
• Terminal yang dimaksud hendaknya sekecil mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan di sekitarnya.
Tahapan Perencanaan
Secara umum, tahapan dasar dari suatu perencanaan terminal terdiri dari dua, yaitu :
• Penentuan lokasi terminal
• Perencanaan tata-letak dan desain komponen terminal
Penentuan lokasi terminal biasanya dilakukan pada tahapan studi kelayakan, keluaran yang dihasilkan meliputi : lokasi terpilih, preliminary design, tingkat kelayakan dan studi analisis dampak lalu lintas. Sedangkan perencanaan tata-letak dan desain rinci dilakukan pada tahapan Final Engineering Design, output yang dihasilkan meliputi : gambar perencanaan, spesifikasi, bill & quantity dan estimasi biaya,
a. Penentuan Lokasi Terminal
Studi penentuan lokasi terminal merupakan tahapan yang cukup penting dalam perencanaan terminal, karena terminal yang baik adalah terminal yang secara sistem jaringan mampu berperan dalam melancarkan pergerakan sistem transportasi secara keseluruhan. Dengan demikian, maka letak terminal sangatlah berperan, terutama dalam kaitannya dengan peran yang disandang oleh terminal bersangkutan dalam sistem jaringan rute ataupun keberadaan terminal tersebut dalam sistem prasarana jaringan jalan.
Dalam penentuan lokasi terminal, aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian adalah :
• Tipe terminal yang akan dibangun
• Komponen pergerakan yang akan dilayani (loading, unloading, transfer, kiss & ride, park & ride dll)
• Tipe lintasan rute yang akan dilayani (trunk routes, collector routes atau local routes)
• Jumlah lintasan rute yang akan dilayani.
• Kondisi dan karakteristik tata-guna tanah pada daerah sekitar terminal
• kondisi dan karakteristik prasarana jaringan jalan
• Kondisi dan karakteristik lalu-lintas pada jaringan jalan di sekitar lokasi terminal
Lintasan rute angkutan umum perlu dipertimbangkan, hal ini akan terkait dengan distribusi perge-rakan pengguna angkutan umum. Pola lintasan rute yang baik diharapkan menghasilkan pelayanan yang baik, dalam arti menghubungkan asal dan tujuan perjalanan pengguna angkutan umum dengan jarak yang sesingkat mungkin, menjangkau semua wilayah secara merata sesuai dengan distribusi permintaan angkutan umum, menghasilkan perjalanan dengan minimal tranfer. Secara umum dike-nal beberapa bentuk pola trayek angkutan umum sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini. Ada empat pola rute angkutan umum, yaitu : radial criss-croos, trunk line with feeders, grid, radial.
Sedangkan tahapan yang perlu dilakukan dalam penentuan lokasi terminal adalah :
1. Identifikasikan tipe terminal yang akan dibangun.
2. Estimasikan kebutuhan luasan lahan yang diperlukan. Estimasi dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan prakiraan jumlah lintasan bis yang akan dilayani. Selanjutnya diestimasikan secara lebih rinci jumlah bis dan jumlah penumpang per hari yang akan diiayani. Dari data-data tersebut dapat diestimasi luas lahan yang diperlukan untuk masing-masing komponen prasarana terminal.
3. Dari gambar peta jaringan lintasan rute eksisting, identifikasikan beberapa alternatif lokasi terminal didasarkan jumlah dan jenis lintasan yang mungkin dilayani dan luasan lahan yang dibutuhkan. Indikasi iokasi terminal dapat ditentukan berdasarkan simpul-simpul jaringan yang mungkin terbeniuk dari peta jaringan lintasan rute.
4. Selanjutnya untuk masing-masing alternatif lokasi terminal,
lakukan hal-hal berikut ini :
• Identifikasikan kondisi dan karakteristik tata-guna tanah dari lokasi dimaksud.
• Cek luasan lahan yang mungkin tersedia.
• Estimasikan luas dan harga lahan yang dapat dibebaskan.
• Identifikasi karakteristik dan kondisi jaringan jalan yang ada di sekitar lokasi terminal.
• Identifikasikan karakteristik dan kondisi lalu-lintas yang ada pada jaringan jalan.
• Estimasikan secara kasar besarnya dan karakteristik lalu-lintas yang akan dibangkitkan oleh terminal dimaksud. Lalu-lintas yang dimaksud dapat berupa lalu-lintas bis ataupun lalu-lintas yang dihasilkan oleh penumpang (untuk penumpang park & ride ataupun kiss & ride).
• Identifikasikan sistem sirkulasi keluar-masuk bis dan kendaraan lain dari dan ke jaringan jalan di sekitar lokasi terminal.
• Lakukan traffic assignment dari volume lalu-lintas yang dibangkitkan pada jaringan jalan yang ada di sekitar lokasi. Cek kondisi dan karakteristik lalu-lintas yang dihasilkan akibat adanya terminal terhadap jaringan jalan sekitar.
• Identifikasikan titik-titik mana dalam jaringan jalan sekitar yang diperkirakan rawan terhadap kemacetan ataupun gangguan lalu-lintas. Berikan beberapa solusi yang dimungkinkan untuk mengantisipasi permasalahan yang ada.
5. Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua alternatif. Tentukan alternatif terbaik berdasarkan kriteria tertentu.
b. Perencanaan Tata-letak dan desain komponen prasarana terminal
Jika lokasi terminal telah ditentukan pada tahap sebelumnya, ataupun telah ditentukan karena alasan lainnya, maka pada lokasi dimaksud perlu dilakukan perencanaan rinci, yang meliputi perencanaan tata-letak dan perencanaan komponen-komponen prasarana.
Hal terpenting dari kedua aspek di atas adalah perencanaan tata letak, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas sistem terminal secara keseluruhan.
Suatu sistem tata letak yang baik adalah sistem tata-letak yang menghasilkan situasi terminal di mana :
• Interaksi antara satu lintasan bis dengan lintasan bis lainnya dapat dilakukan dengan baik, sehingga penumpang yang ingin melakukan transfer dapat dengan mudah melakukan.
• Interaksi antara lalu lintas bis yang keluar / masuk terminal dengan lalu lintas yang ada di daerah sekitarnya dapat dilakukan dengan baik , sehingga tidak menyebabkan gangguan yang signifikan bagi kelancaran lalu lintas ataupun kelancaran lalu lintas bis itu sendiri.
• Interaksi antara penumpang dengan bis dapat dilakukan dengan mudah , sehingga penumpang yang datang ke terminal dengan moda apapun (berjalan kaki , kiss n’ ride , atau park n’ ride ) dapat dengan mudah mencari lintasan bis yang diinginkan dan penumpang yang baru turun dari bis dapat dengan mudah keluar dan melanjutkan perjalanannya dengan moda lain.
• Sirkulasi bis dapat dilakukan secara efektif dan efisien tanpa harus menyebabkan bis mengalami tundaan yang berlebihan.
• Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian) dapat dilakukan secara efektif dan efisien tanpa harus menyebabkan pejalan kaki berputar – putar.
• Sirkulasi kendaraan pribadi atau kendaraan lain non bis yang keluar / masuk terminal dapat dilakukan dengan efektif dan efisien , sehingga tidak menyebabkan tundaan ataupun gangguan pada lalu lintas lainnya.
Untuk menghasilkan sistem tata letak yang baik, maka komponen prasarana terminal yang harus mendapat perhatian utama adalah :
• Jalur masuk dan keluar untuk bis
• Ramp untuk bis keluar dari atau masuk ke terminal dari jaringan jalan sekitar
• Loading bay / bis bay / berth
• Unloading platform untuk penumpang turun dari bis
• Loading queue (tempat antrian untuk naik ke bis)
• Platform untuk penumpang menunggu
• Platform untuk kiss and ride
• Areal parkir untuk kendaraan pengantar/penjemput atau kendaraan milik penumpang
• Jalur masuk dan keluar bagi kendaraan non bis
• Fasilitas pelengkap lainnya, yaitu areal khusus untuk penyimpanan bis atau perawatan bis, kios tempat penjualan tiket, papan informasi dan ruang kontrol.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam penentuan tata letak dan desain fasilitas prasarana terminal adalah :
1. Identifikasi karakteristik dan pola pergerakan
Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasikan besaran dasar dan karakteristik dari pergerakan–pergerakan yang akan diantisipasi dalam terminal, meliputi pergerakan bis, penumpang dan kendaraan non bis.
Adapun analisis yang dilakukan meliputi :
• terminal klasifikasi dan fungsi terminal yang akan di bangun ,
• identifikasi komponen pergerakan yang akan diantisipasi
• prediksi dan estimasi banyaknya lintasan rute yang akan dilayani
• prediksi dan estimasi banyaknya penumpang yang akan dilayani untuk masing – masing lintasan rute , baik besaran rata – rata maupun untuk kondisi puncak (peak hour)
• Prediksi dan estimasi banyaknya penumpang yang akan menggunakan pola pedestrian, pola 'park & ride' dan pola 'kiss & ride'.
• Prediksi pola dan besaran arrival rate dari bis untuk masing-masing lintasan rute
• Prediksi pola dan besaran arrival rate dari calon penumpang untuk masing-masing tipe penumpang
2. Identifikasi sistem/mekanisme operasional terminal
Sasaran yang ingin dicapai pada tahap ini adalah mendapatkan beberapa alternatif dari sistem/mekanisme operasional terminal, meliputi : pola interaksi antara lintasan bis, pola interaksi antara bis dan penumpang, pola interaksi antara penumpang dan penumpang dan pola sirkulasi, baik penumpang, pejalan kaki, bis dan kendaraan lainnya.
Adapun analisis yang dilakukan meliputi :
• Tentukan banyaknya lajur bis yang diperlukan, baik untuk jalur akses maupun jalur keluar.
• Tentukan banyaknya platform/lajur bis yang diperlukan dalam terminal
• Tentukan banyak bis bay yang diperlukan
• Tentukan pola penempatan lintasan bis dalam platform/Iajur bis
• Tentukan pola dan sistem sirkulasi bis
• Tentukan pola dan sitem sirkulasi pedestrian
• Tentukan pola dan sistem sirkulasi kendaraan non-bis
• Tentukan pola penempatan/tata-letak masing-masing komponen prasarana terminal berdasarkan pola dan sistem sirkulasi yang dicanangkan di atas.
3. Evaluasi alternatif sistem operasi terminal yang terbaik
Dari semua alternatif sistem operasional terminal yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya, dilakukan evaluasi dalam usaha mendapatkan alternatif yang terbaik. Kriteria utama yang diterapkan dalam menentukan alternatif terbaik adalah efisiensi dan efektifitas pergerakan di dalam terminal dan pergerakan dari dan ke terminal.
Dalam evaluasi ini aspek-aspek yang dianalisis meliputi :
• Estimasi panjang antrian bis dan tundaan yang terbentuk pada masing-masing lajur/paltform
• Estimasi panjang antrian dan waktu tunggu rata-rata yang dirasakan penumpang pada masing-masing platform
• Estimasi panjang antrian dan tundaan rata-rata yang dirasakan kendaraan non-bis di daerah park & ride dan kiss&ride
• Estimasi waktu total transfer rata-rata yang dirasakan penumpang yang melakukan transfer
• Estimasi Biaya
Adapun metoda analisis yang digunakan adalah :
• teori antrian, dan atau
• model Simulasi
4. Tentukan dimensi rinci masing–masing komponen
Dari alternatif sistem operasional terminal yang terbaik, selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis untuk menentukan besaran/dimensi rinci dari masing–masing komponen prasarana terminal. Hasil yang diperoleh dari tahapan ini adalah desain rinci dari seluruh komponen prasarana terminal.
Dalam penentuan dimensi rinci dari masing–masing komponen prasarana terminal ini masukan dasar yang digunakan dalam analisis adalah :
• Pola, besaran kuantitatif dan karakteristik pergerakan dari masing–masing entities (penumpang, bis , dan kendaraan non bis )
• Standar desain yang berlaku
• Standar geometrik yang berlaku
5. Dimensi dasar komponen prasarana terminal
Dimensi dasar komponen–komponen prasarana di terminal bis sangat dipengaruhi oleh besarnya bis yang akan dilayani, kemudahan manuver, jumlah bis dan jumlah penumpang.
Secara umum, dimensi dasar dari komponen–komponen prasarana terminal bis adalah :
• Lebar Lajur Masuk / Keluar untuk Bis
Lajur dengan lebar 3.5 m dapat digunakan untuk bis dengan lebar 2.8 m
• Lebar Lajur Bis dalam terminal
Dimensi dasar untuk lajur bis dalam terminal hendaknya dua kali lajur bis biasa , atau cukup untuk menampung 2 bis sekaligus, baik untuk manuver maupun penyimpanan bis sementara. Untuk lajur bis yang terletak di daerah unloading platform , lebar lajur bis dibuat untuk cukup menampung dua bis, agar bis yang sudah kosong dapat segera pergi, tanpa harus menunggu bis yang di depannya, yang sedang menurunkan penumpang.
• Clearance untuk memutar
Clearance (ruang bebas) yang disediakan untuk manuver bis dari lajur bis di terminal ke lajur bis untuk keluar hendaknya dibuat dengan memperhatikan ukuran maksimum bis . Maksudnya agar bis dapat berputar dengan mudah.
2 comments:
salam kenal pak, nama sy Nurul...
mau tanya ada rumus2 untuk perencanaan luasan fasilitas terminal tipe B ga' pak?
seperti kantor,jalur kdatangan dll.
terimakasih
Assalamualaikum w.rb
sebelumnya saya berterimakasih kepada bapak,
saya ingin bertanya apakah bapak telah mengeluarkan jurnal? mengenai terminal? apabila iya, bolehkah saya bertanya dimana saya dapat menemukan jurnal bapa hehe terimakasih banyak
wassalamualaikum wr.wb
Post a Comment